Orangyang takut akan Tuhan pasti siap sedia melayani Tuhan dalam segala hal, tanpa keluh kesah serta hidup dalam kehambaan kepada Kristus. maka aman, nyaman, damai, bahagia, sukacita dan sejahteralah hidup kita dan keluarga. Kita pun akan menjadi berkat bagi banyak orang dan menjadi kemuliaan nama Tuhan. Amin. DOA: Tuhan Yesus, tuntun kami Ketikaanggota keluarga memelihara rasa takut akan Tuhan, sesuatu yang indah terjadi di dalam keluarga. Keluarga yang kokoh mampu bertahan dari generasi ke generasi karena ketekunan yang diterapkan dalam proses pengajaran. Bagaimana jam doa? Melalui doa kita membawa keluarga, suami, istri, anak2, pekerjaan, study, pelayanan, ucapan syukur Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui sejauh mana keluarga Kristen masa kini memahami dan mengalami makna "berbahagialah orang yang takut akan Tuhan" sesuai Mazmur 128. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan. Hasil penelitian yang diperoleh oleh BahkanTUHAN memberikan jaminan perlindungan dan keselamatan, yang tanpa kita ketahui TUHAN selalu menjaga kita dengan mengutus malaikat-Nya berkemah di sekitar kita. Karena itu, hendaklah kita hidup sebagai orang yang takut akan TUHAN, yaitu taat, percaya dan setia kepada-Nya. Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Abstract Firman Tuhan adalah dasar, suatu petunjuk hidup bahkan tuntunan bagi keluarga Kristen dan Tuhan menghendaki agar dalam hidup mereka, kesalehannya mereka terbukti melalui respon kepada Tuhan, dan yang secara terus menerus mengikuti segala ketetapan dan perintah Allah, serta menempatkan dirinya di bawah otoritas Firman Tuhan, dan pada saat yang bersamaan ia hidup tidak bercela. Namun pada Kenyataannya, keluarga Kristen sedang mengalami keadaan yang buruk, bahkan masalah-masalah keluarga yang terjadi pada zaman sekarang ini telah dinubuatkan sejak dahulu kala. Ada keluarga hancur karena tekanan keuangan, ada keluarga yang diporak-porandakan oleh gaya hidup seks bebas. Keluarga yang lain lagi sedang mendekati kehancuran karena kurangnya komunikasi, dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana keluarga Kristen masa kini memahami dan mengalami makna “berbahagialah orang yang takut akan Tuhan” sesuai Mazmur 128. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui penelitian kepustakaan Library Research dan penelitian lapangan. Hasil penelitian yang diperoleh oleh adalah Takut akan Tuhan merupakan dasar hidup keluarga Kristen, baik dalam hubungan antara suami dan isteri maupun hubungan antara orangtua dan anak-anak. Keluarga yang berbahagia adalah keluarga yang takut akan Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Oleh P. Erianto HasibuanNats Maz. 128 1- 6Apabila saya bertanya kepada kita, pribadi lepas pribadi, apakah anda merasa bahagia saat ini ?, lalu saya bertanya lagi, apakah keluarga anda adalah keluarga yang berbahagia ?. Jawabannya tentu beragam. Mungkin ada yang mengatakan di dalam hati, apa kriteria nya ? saya dan keluarga saya disebut bahagia?, atau ada yang langsung bekata saya saat ini memang berbahagia, demikian juga keluarga saya, setidaknya saya dan pasangan saya masih dapat berangkat bersama ketempat ini, atau ada juga mungkin ibu yang mengatakan ah.. sebetulnya kalau pertanyaan ini deberikan kepada kami pada pekan kedua sebelum natal, pasti jawabannya bahagia, tapi sekarang ? wah sulit untuk jawaban kita akan hal itu, yang pasti bila bapak/ibu, menjawab ia bahagia dan keluarganya bahagia, tentu pasangannya juga menjawab hal yang sama. Jika tidak, kita mungkin perlu atur waktu untuk ketemu dan berbicara lebih jauh, ada apa dengan kebahagiaan di keluarga jenis kebahagiaan seperti ini, ada sebuah kisah tentang seorang moralis yang bernama Tolstoi, semasa hidupnya ia memberitakan pesan-pesan moral seperti damai sejahtera dan hidup penuh dengan toleransi. Tetapi tak lama setelah Tolstoi meninggal dunia, isterinya menulis sebuah buku yang menggemparkan, karena sang isteri menuliskan, selama puluhan tahun saya dan anak-anak hidup bersama dengannya tetapi untuk hitungan jam sekalipun kami tidak pernah merasakan damai sejahtera bersama dia. Istilah ini kemudian berkembang hingga saat ini dengan mengatakan keKristenan Tolstoi bagi mereka yang hanya dapat memberitakan damai sejahtera ataupun Firman Tuhan, tanpa mengimplementasikan dalam akan TuhanBacaan kita Maz. 128 ayat 1 dengan gamblang menyatakan "Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!". Ada 2 unsur penting untuk takut akan Tuhan/Allah 1. Mengenal dia dan memahami siapa sesungghuhnya Dia Amsal 25 "maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah".2. Percaya kepada Tuhan bahwa Dialah pertolongan dan perisai satu-satunya. Maz 11511 "Hai orang-orang yang takut akan TUHAN, percayalah kepada TUHAN! - Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka." => Ayub. 110 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Bagaimana kita dapat memerikasa diri kita pribadi lepas pribadi dan keluarga lepas keluarga bahwa kita Takut akan Tuhan ?, Setidaknya ada 4 tanda-tanda orang yang takut akan Tuhan, yaitu 1. Sangat suka kepada segala perintah Tuhan Maz. 112 1 "Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya."Mereka yang suka segala perintah Tuhan pasti tidak akan melewatkan satu hari pun tanpa menggumuli Firman Tuhan, ia akan memiliki waktu khusus sesibuk apapun dia dalam hidupnya. Saya semasa masih kecil selalu menyaksikan ompung kakek dan nenek saya melakukan hal sangat mengagumkan saya, mereka selalu bernyanyi dan membaca Firman Tuhan dan berdoa bersama setelah bangun pagi, dan sebelum tidur. Hari-hari bahagianya adalah saat ia memiliki kesempatan untuk memperbincangkan Firman Tuhan. Sudah barang tentu hari Minggu bukanlah hari yang membosankan baginya, persekutuan seperti ini juga bagian dari schedule Mengikuti ketetapan-ketetapan Nya dan yang tidak melakukan tentu tidak ingin disebut dengan seorang Kristen Tolstoi. Artinya apa yang kita pelajari dari Firman Tuhan kita melakukannya, sehingga kita dapat menjadi Mengajarkan perintah Allah kepada anak-anaknya. Ul. 4 10 "yakni hari itu ketika engkau berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu, di Horeb, waktu TUHAN berfirman kepadaku Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka." => Ul. 66-7 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau perintah ini relevan ?. Secara kedokteran didalam otak kita ada ratusan milyar NEURON yaitu sel-sel otak yang saling berhubungan, belajar adalah mencita dan memperkuat jalan dari impuls-impuls listrik menempuh neuron-neuron. Tapi diantara dan tiap hubungan di otak kita ada celah kecil yang disebut SINAPS. Setiap kita belajar sesuatu yang baru, sinyal listrik itu harus melompat celah ini untuk melanjutkan perjalanannya. Cara kerjanya dapat diilustrasikan bagaikan seorang pendaki gunung yang hendak menyeberangi sebuah tebing ke tebing yang lain yang terpisah karena adanya cebuah celah. Si pendaki gunung pada tahap awal harus bersusah payah untuk menyeberanginya dengan menggunakan tali, melemparkannya ke sisi tebing yang lain, kemudian menggunakan tali itu untuk menyeberang. Penyeberangan pertama sangatlah sulit, demikian halnya saat kita mempelajari sesuatu yang baru, pada awalnya adalah sulit, penyeberangan kedua sudah serasa lebih mudah, bahkan pada penyeberangan selanjutnya si pendaki telah dapat membuat jembatan yang menghubungkan kedua sisi gunung tersebut, pada tahapan ini hampir tidak ada lagi kesulitan untuk menyeberangitebing tersebut. Demikian halnya sesuatu yang kita pelajari tersebut pada akhirnya akan serasa begitu mudah. Inila yang disampaikan musa kepada umat Israel dan kita saat ini, yaitu mengajarkan Firman Tuhan berulang-ulang. Tahap awal mungkin begitu sulitnya, saya sendiri membutuhkan waktu 10 tahun untuk mengajak isteri saya untuk memiliki waktu pribadi untuk membaca Firman Tuhan, pada awalnya menurut pengakuannya apa yang saya selalu bicarakan padanya tetntang Firman Tuhan, baginya adalah sesuatu yang membosankan tapi karena dia masih menghormati suaminya ia mendengarkannya walau tidak menyimak. Tetapi tidak ada usah yang sia-sia, saat ini itulah yang dilakukannya kepada saya, dia dengan semangat menceritakan dan mendiskusikan nats yang dibacanya pada hari itu. Kata-kata memang penting untuk mengajar, tetapi contoh yang kita berikan secara konsisten akan mengajar melampaui kata-kata yang dapat kita Hidup Bahagia Pkh. 812 "Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya." => Kis. 931 "Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."Kita dapat melihat sekarang, bahwa setiap keluarga yang takut akan Tuhan adalah keluarga yang memiliki kebahagiaan, karena mereka akan memiliki Damai, sebagaimana jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria yang damai karena penghiburan Roh Kudus. Jadi apa kriteria keluarga anda berbahagia ? bila ada kedamaian di dalamnya, kedamaian yang didasarkan pada pertolongan dan penghiburan Roh Kudus, jadi tidak ada kaitannya saat menerima THR atau Keluarga yang Takut akan Tuhan1. Dapat menikmati hasil jerih payah 2Ulangan 28 1-14 mengajarkan kepada kita bagaimana berkat bagi mereka yang mendahulukan Tuhan artinya mereka yang baik-baik mendengarkan suara Tuhan, dan melakukan dengan setia segala perintahNya, tetapi tidak demikian bagi mereka yang mengabaikan perintah Tuhan sebagai mana umat Israel yang menolak ajakan Nabi Hagai untuk membangun kembali Bait Allah, tetapi umat itu menolak dengan alasan belum saatnya karena mereka beranggapan bahwa Bait Allah sebaiknya dibangun setelah kondisi kehidupan mereka baik, atau dengan kata lain setelah urusan perut dan hidup selesai baru urusan Tuhan. Situasi mengabaikan Tuhan ini berakibat pada keadaan mereka yang tidak dpat menikmati apa yang mereka kerjakan Hag. 16Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!2. Isteri dan Anak menjadi sumber berkat. 3Pohon Anggur dan Zaitun adalah lambang berkat Allah yang tak terhalangi. Isteri seperti pohon anggur yang membutuhkan tunjangan, namun senantiasa memberi lebih banyak dari menerima dalam hal menyediakan kebahagiaan bagi suaminya. Sebagaimana pemazmur menggambarkan Maz 10515 dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati seperti tunas pohon Zaitun yang digambarkan pemazmur menghijau di dalam rumah Allah. Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan kita, yang pada saat ini di sapa Tuhan untuk menjadikan keluarga kita menjadi keluarga yang takut akan Tuhan. Karena kita dapat memulai dari sejak dini .Ilustrasi Pada suatu hari, seorang tua yang bijaksana berjalan dengan seorang pemuda yang terkenal tidak bisa bertanggung jawab dan berkepala batu. Orang tua itu menghentikan langkahhnya, lalu menunjuk sebuah pohon oak yang kecil sekali. "Cabutlah pohon itu," katanya. Dengan segera pemuda itu membungkuk dan hanya dengan dua jari saja secara mudah dia dapat mencabut pohon berjalan lebih jauh lagi, orang tua itu berhenti didepan sebuah pohon yang sudah agak besar tubuhnya. "Cabutlah pohon ini," katanya. Sekali lagi pemuda itu menuruti perintah orang tua itu, namun kali ini ia menggunakan kedua tangannya dan tenaganya sekuat mungkin untuk mencabut akar pohon itu. Akhirnya mereka berhenti lagi didepan pohon oak yang besar sekali. "Sekarang, cabutlah pohon ini!" perintahnya lagi."Wah, hal itu tidak mungkin!" protes pemuda itu. "Aku tidak dapat mencabut pohon sebesar ini, untuk memindahkannya diperlukan sebuah buldozer.""Engkau benar sekali," jawab orang tua itu. "Kebiasaan, entakah itu baik ataupun buruk, sama seperti pohon-pohon itu. Kebiasaan yang belum berakar dalam, seperti pohon oak yang masih kecil sekali, dapat dicabut dengan sangat mudahnya. Kebiasaan yang akarnya mulai mendalam adalah seperti pohon yang sudah agak besar tumbuhnya. Untuk mencabutnya diperlukan usaha dan tenaga sekuat mungkin. Kebiasaan yang telah lama sekali sudah terlalu dalam akarnya, sehingga orang itu sendiri tidak mungkin lagi bisa Akhirnya marilah kita memeriksa keluarga lepas keluarga, apakah keluargaku keluarga yang takut kepada Allah ?1. Sudahkah keluarga ku Sangat suka kepada segala perintah Tuhan ?2. Sudakah aku dan keluargaku mengikuti ketetapan-ketetapan Nya dan yang tidak melakukan kejahatan?3. Apakah aku sudah mengajarkan perintah Allah kepada anak-anak ku?4. Sudakah keluarga ku hidup Bahagia?.Berbahagialah kita yang mendapati bahwa keluarga kita adalah keluarga yang Takut akan Tuhan, karena Pemazmur bermazmur Maz. 112 1-4Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk pada Kotbah Minggu 14 September 2008 Pkl. Ibadah Persekutuan Doa Oikumene PDO Villa Ubud Puri Gading Pondok Gede. Liana M. Tapalahwene Contributor 1209 2 Timotius 113 Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Bacaan Alkitab setahun Mazmur 64; Markus 8; Bilangan 11-12 Sahabat terkasih di dalam Tuhan Yesus, dari bacaan Alkitab di atas, saya diingatkan akan lirik dari lagu yang berjudul "Keluarga Adalah Surgaku". Lirik lengkapnya seperti ini Aku dan seisi rumahku Akan selalu menyembah-Mu Tuhan dan Rajaku Di dalam kasih karunia-Mu Yang hidup saling melayani Dan melayani-Mu Bila Tuhan menjadi Kepala rumah ini Maka berkat kehidupan Tercurah selalu Datanglah k'rajaan-Mu Jadilah kehendak-Mu Kualami setiap waktu Keluargaku adalah sorgaku Lirik lagu ini membawa kita belajar bahwa, betapa pentingnya pola pemuridan yang benar dalam rumah tangga, agar berkat Tuhan dicurahkan. Dari bacaan kita hari ini kita belajar mengenai pemilihan Timotius sebagai murid rohani sekaligus rekan seperjalanan Paulus yang sangat dipercaya. Timotius adalah anak dari keturunan campuran Yunani dan Yahudi. Dimana Alkitab menyaksikan bahwa Ibu Timotius adalah seorang Yunani yang percaya kepada Kristus. Secara runut mari kita lihat dalam kitab 2 Timotius 15, Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Kita bisa lihat dan renungkan bahwa pemuridan yang dimulai dari rumah akan menghasilkan sosok anak yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Sahabat terkasih, sebuah pepatah berkata kehilangan ayah, kehilangan kehormatan dan kehilangan ibu, kehilangan kasih sayang. Memang jika kita pelajari lebih lanjut betapa pentingnya komponen keluarga yang hidup takut akan Tuhan. Sehingga kesaksian nyata dapat kita beritakan. Pertumbuhan iman Timotius hingga menjadi sosok yang dikasihi Paulus karena imannya 2 Timotius 15, bisa menjadi refleksi dari pentingnya pemuridan yang benar di rumah. naomi irma diana Contributor 1147 Mazmur 1273-5 Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang. Bacaan Alkitab setahun Mazmur 15; Matius 15; Kejadian 29-30 Saudara, untuk mengetahui apakah rumah yang sedang kita kunjungi beragama kristen atau tidak sangat mudah. Keluarga kristen biasanya menghiasi rumahnya dengan ornamen kekristenan seperti kayu salib, atau lukisan perjamuan kudus. Tetapi ornamen tersebut tentu tidak langsung menunjukan kualitas rohani seseorang. Nah bagian yang kita baca hari ini akan menolong kita untuk bisa membangun konsep keluarga seperti yang Tuhan inginkan. Gambaran tentang keluarga saat ini dan ketika firman Tuhan ditulis, lumayan berbeda. Pada saat itu gambaran budaya yang berkembang adalah patriarki, dimana lelaki lebih dominan daripada perempuan. Karena itu, gambaran yang dimunculkan adalah ayah dan anak laki-laki. Jadi ketika berkeluarga dan memiliki anak lelaki, apalagi jumlahnya banyak, itulah wujud berkat Tuhan. Dia ayat 3 kita diingatkan bahwa anak-anak yang kita miliki sekarang bukan sekedar terjadi karena proses alamiah, tetapi mereka adalah pemberiaan Allah. Mereka milik pusaka Allah, hadiah dari Allah untuk orang-orang yang dicintai-Nya dan bersandar kepada-Nya. Untuk itu sudah sepatutnya kita mengasihi mereka seperti Allah mengasihi mereka. Ayat 4-5a menggambarkan bagaimana orang tua mengambil peran untuk mendidik dan membangun anak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan di masa mudanya. Sehingga anak siap menjadi dampak di tengah generasinya. Ya, seperti anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak yang lahir dari didikan keluarga yang takut akan Tuhan. Hari ini, mari renungkan sejenak apakah Anda sudah menjadi orang tua yang mendidik anak-anak Anda di dalam Tuhan? Apakah keluarga Anda dibangun di tengah fondasi kebenaran firman Tuhan?

keluarga yang takut akan tuhan